LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Beberapa Keuntungan dan Kelemahan
Penggunaan media baik visual, audiovisual, proyeksi maupun tiga dimensi
pada dasarnya memvisualkan vakta, gagasan, peristiwa, dalam bentuk tiruan dari
kondisi sebenarnya. Selain media tersebut, sebenarnya guru dimungkinkan untuk
menghadapkan siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati
ataupun praktek langsung dalam hubungannya dengan proses pembelajaran..
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari
lingkungan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
1.
kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan
siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar;
2.
Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa
dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya dan bersifat alami;
3.
Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih
faktualse hingga kebenarannya lebih
akurat;
4.
Kegiatan belajar
lebih konfrehensif dan lebih aktif, dapat diterapkan berbagai cara seperti
mengamati, bertanya/wawancara, pembuktian, mendemonstrasikan, menguji fakta dan
lain-lain;
5.
Lingkungan beraneka ragam sehingga memungkinkan
berbagai sumber belajar (social, alam, buatan);
6.
siswa dapat lebih memahami dan menghayati aspek-aspek
kehidupan yang ada di lingkungan, sehingga dapat membentuk pribadi yang dapat
memiliki kecakapan menghadapi lingkungan (live skill).
Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa hamper bias dipelajari dari
lingkungan seperti ilmu social, ilmu alam, bahasa, kesenian, budaya,
ketrampilan, olah raga, kependudukan dan lain-lain.
Namun meskipun demikian, lingkungan yang dijadikan subagai media
pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, diantaranya:
1.
Terkadang jadi salah sasaran (tujuan tidak tercapai)
karena siswa lebih berkesan main-main;
2.
Membutuhkan waktu yang cukup leluasa;
3.
kurangnya pemahaman guru dalam memanfaatkan lingkungan
untuk media pembelajaran.
Kelemahan di atas sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara sebagai
berikut:
1.
Membuat perencanaan yang lebih matang;
2.
Menentukan tujuan yang jelas;
3.
menentukan cara dan teknik siswa dalam mempelajari
lingkungan;
4.
menentukan apa yang harus dipelajari;
5.
menentukan cara memperoleh informasi;
6.
mencatat hasil yang diperoleh;
7.
memberikan pelatihan-pelatihan pembelajaran
kontekstual.
JENIS LINGKUNGAN BELAJAR
Berbagai jenis lingkungan di sekitar kita memungkinkan untuk digunakan
sebagai sumber dan media pembelajara. Secara umum lingkungan dikategorikan ke
dalam tiga macam yaitu: lingkungan social, lingkungan alam, lingkungan buatan.
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan
social sebagai sumber dan media pembelajaran, berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi social, adapt
kebiasaan, budaya, system nilai, system religius dan sebagainya. Karena
berkaitan dengan kehidupan masyarakat, maka sering diistilahkan dengan sebutan
studi masyarakat. Studi masyarakat adalah belajar tentang situasi, perilaku,
maupun system social yang ada di lingkungan kita untuk dijadikan sebagai
latihan dan pengalaman supaya dapat dijadikan bekal menjalani kehidupan.
2. Lingkungan Alam
Lingkungan alam
berkenaan dengan segala sesuatu yang bersifat alamiah, seperti keadaan
geografi, iklim, suhu udara, musim, tumbuhan, hewan, sumber daya alam, dan
lain-lain. Aspek-aspek lingkungan alam dapat dipelajari secara langsung oleh
siswa karena gejala alam yang terjadi relative tetap.
Mempelajari
lingkungan alam akan mendorong siswa untuk lebih memahami materi pelajaran
secara factual dan dapat menumbuhkan cinta terhadap alam sekitar, sehingga
memunculkan kesadaran menjaga dan memelihara lingkungan.
3. Lingkungan Buatan
Lingkungan
buatan merupakan lingkungan yang sengaja dibangun oleh manusia untuk
tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain
irigasi, bendungan, taman nasional, kebun binatang, perkebunan, pembangkit
linstrik dan lain-lain.
Berbagai jenis lingkungan yang disebutkan di atas, dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. Guru harus
pandai menentukan mana yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran. Selain
itu penggunaan media lingkungan membutuhkan kreatifitas dan inisiatif guru,
adanya kerja sama antara siswa, orang tua, serta lembaga-lembaga masyarakat.
Demikian juga penggunaan metoda yang akan dilakukan harus sesuai dengan tujuan
dan kompetensi peserta didik. Untuk itu diperlukan metode yang tepat supaya
lingkungan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Beberapa Metoda pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam menggunakan
lingkungan sebagai media pembelajaran:
Karyawisata
Karyawisata
dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa ke luar sekolah untuk
mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di
sekolah. Contoh aplikasi karyawisata yang dapat dilakukan adalah:
1.
Mempelajari proses social, berpartisipasi dalam
masyarakat, menikmati keindahan alam, dan sebagainya;
2.
Mempelajari masalah social, keluarga, hubungan antar
kelompok, dan sebagainya;
3.
kegiatan wisata yang berguna bagi lapangan akademik,
kesenian, sejarah dan lain-lain.
Dalam
karyawisata tentunya perlu persiapan yang matang demi menghindari resiko yang
terjadi. Kemudian setelah pelaksanaan harus diadakan tindak lanjut (follow up). Kegiatan tidak lanjut
dilakukan di sekolah bisa berupa diskusi, pemaparan hasil, laporan karyawisata,
maupun penilaian hasil kunjungan.
Manfaat
karyawisata:
-
memberikan pengalaman langsung;
-
mendorong belajar dengan pengamatan sendiri;
-
memberikan pemahaman terhadap lingkungan sekitar;
-
integrasi pelajaran di kelas dengan realita di
masyarakat;
-
memberikan motivasi untuk penelitian dan pemuan baru;
-
memupuk rasa cinta terhadap alam sekitarnya.
Survei Masyarakat
Survei merupakan
bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan atau status
fenomena dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan
standar yang sudah ditentukan (Van Dalen). Metode survey memerlukan kontak atau
hubungan dengan objek belajar untuk membandingkan dengan standar tertentu.
Metode survey memungkinkan melakukan komunikasi antara siswa dengan orang
sebagai sumber. Dengan demikian maka teknik yang dapat digunakan adalah
wawancara (interview) dan observasi.
Manfaat:
-
memperoleh sendiri perihal kehidupan masyarakat;
-
dapat melihat langsung proses yang terjadi dalam
masyarakat;
-
menyelidiki hubungan kemanusian, kecakapan social dan
sebagainya;
-
menambah kematangan dan pengalaman
Metode dilakukan
dengan cara mengundang manusia sebagai sumber (personal resourch) untuk menjelaskan mengenai keahliannya kepada
siswa. Dengan istilah lain nara
sumber adalah orang yang telah berpengalaman
pada bidang tertentu dan berbagi dengan siswa. Misalnya mendatangkan
dokter, mendatangkan Badan Anti Narkoba, kepolisian, petugas KB, pengusaha
sukses, pakar obat-obatan, dan lain-lain.
Mnafaat:
-
Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dari ahlinya;
-
Memperkaya dan memperjelas pengertian;
-
Menyadarkan dan membangkitkan minat;
-
Mengembangkan kepekaan terhadap hal tertentu;
Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat
Teknik ini
dilakukan apabila lembaga pendidikan melakukan suatu program yang dilaksanakan
oleh guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan,
pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam masyarakat. Teknik ini akan sangat
bermanfaat baik bagi para siswa, maupun masyarakat. Bagi siswa merupakan
penerapan kecakapan berkaitan dengan belajarnya, bagi masyarakat merasa
terbantu karena ikut kegiatan yang diprogramkan oleh masyarakat tersebut. Misal
siswa membantu melayani posyandu, kebersihan lingkungan, gotong royong,
perbaikan fisik maupun non fisik.
Berkemah
Berkemah
termasuk kegiatan sekolah. Program ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat. Berkemah akan mengembangkan
pemahaman terhadap benda-benda, peristiwa-peristiwa, lingkungan social, dan
lingkungan alam yang kongkrit. Waktu berkemah bias dilaksanakan selama 1 hari,
2 hari atau lebih.
Melalui program
berkemah siswa dilatih untuk memiliki kemandirian, kreatifitas, kedisiplinan,
kekuatan jasmani dan rohani, keberanian, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam berkemah dilakukan dalam rangka belajar dengan kondisi yang
menyenangkan dan memberikan motivasi.
Praktek Lapangan
Praktek
lapangan/kerjalapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh ketrampilan
dan kecakapan khusus. Misalnya saja siswa SMK praktek pada perusahaan atau
bengkel, praktek mengajar, praktek pembukuan atau praktek lainnya untuk melatih
kemahiran dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan keahlian yang
dipelajarinya.
Praktek lapangan
akan terasa oleh para siswa karena memiliki 4 fase dalam tahapan belajar yaitu:
- Individu memperoleh pengalaman langsung dan kongkrit;
- mengembangkan observasinya dan merefleksikannya;
- memberntuk generalisasi dan abstraksi.
- dijadikan sebagai pengalaman untuk menghadapi penglaman atau masalah baru.
Referensi:
Fatah Syukur, Drs., MAg,. Teknologi
Pendidikan, Rasail Media Group, Semarang ,
2008;
Nana Sujana, DR., Ahmad Rivai, Drs., Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung , 2007;
Arief S. Sadiman, M.Sc., DR. dkk, Media
Pendidikan, Raja Grapindo Persada, Jakarta ,
Ratna Wilis Dahar, DR., Teori-Teori
Belajar, Erlangga, Jakarta ,
1989.
Nur Indriyanto, DR., dan Bambang Supomo, M.Si., Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1999.
H.D. Sudjana, Prof., Metode dan
Teknik Pembelajaran Partisipatif, Falah Production, Bandung , 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar