Selasa, 13 Maret 2012

LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Beberapa Keuntungan dan Kelemahan
Penggunaan media baik visual, audiovisual, proyeksi maupun tiga dimensi pada dasarnya memvisualkan vakta, gagasan, peristiwa, dalam bentuk tiruan dari kondisi sebenarnya. Selain media tersebut, sebenarnya guru dimungkinkan untuk menghadapkan siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati ataupun praktek langsung dalam hubungannya dengan proses pembelajaran..
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
1.      kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar;
2.      Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya dan bersifat alami;
3.      Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktualse hingga  kebenarannya lebih akurat;
4.      Kegiatan  belajar lebih konfrehensif dan lebih aktif, dapat diterapkan berbagai cara seperti mengamati, bertanya/wawancara, pembuktian, mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain;
5.      Lingkungan beraneka ragam sehingga memungkinkan berbagai sumber belajar (social, alam, buatan);
6.      siswa dapat lebih memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungan, sehingga dapat membentuk pribadi yang dapat memiliki kecakapan menghadapi lingkungan (live skill).
Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa hamper bias dipelajari dari lingkungan seperti ilmu social, ilmu alam, bahasa, kesenian, budaya, ketrampilan, olah raga, kependudukan dan lain-lain.
Namun meskipun demikian, lingkungan yang dijadikan subagai media pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, diantaranya:

1.      Terkadang jadi salah sasaran (tujuan tidak tercapai) karena siswa lebih berkesan main-main;
2.      Membutuhkan waktu yang cukup leluasa;
3.      kurangnya pemahaman guru dalam memanfaatkan lingkungan untuk media pembelajaran.
Kelemahan di atas sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1.      Membuat perencanaan yang lebih matang;
2.      Menentukan tujuan yang jelas;
3.      menentukan cara dan teknik siswa dalam mempelajari lingkungan;
4.      menentukan apa yang harus dipelajari;
5.      menentukan cara memperoleh informasi;
6.      mencatat hasil yang diperoleh;
7.      memberikan pelatihan-pelatihan pembelajaran kontekstual.

JENIS LINGKUNGAN BELAJAR
Berbagai jenis lingkungan di sekitar kita memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber dan media pembelajara. Secara umum lingkungan dikategorikan ke dalam tiga macam yaitu: lingkungan social, lingkungan alam, lingkungan buatan.
1.      Lingkungan Sosial
Lingkungan social sebagai sumber dan media pembelajaran, berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi social, adapt kebiasaan, budaya, system nilai, system religius dan sebagainya. Karena berkaitan dengan kehidupan masyarakat, maka sering diistilahkan dengan sebutan studi masyarakat. Studi masyarakat adalah belajar tentang situasi, perilaku, maupun system social yang ada di lingkungan kita untuk dijadikan sebagai latihan dan pengalaman supaya dapat dijadikan bekal menjalani kehidupan.
2.      Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang bersifat alamiah, seperti keadaan geografi, iklim, suhu udara, musim, tumbuhan, hewan, sumber daya alam, dan lain-lain. Aspek-aspek lingkungan alam dapat dipelajari secara langsung oleh siswa karena gejala alam yang terjadi relative tetap.
Mempelajari lingkungan alam akan mendorong siswa untuk lebih memahami materi pelajaran secara factual dan dapat menumbuhkan cinta terhadap alam sekitar, sehingga memunculkan kesadaran menjaga dan memelihara lingkungan.
3.      Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang sengaja dibangun oleh manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain irigasi, bendungan, taman nasional, kebun binatang, perkebunan, pembangkit linstrik dan lain-lain.
Berbagai jenis lingkungan yang disebutkan di atas, dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. Guru harus pandai menentukan mana yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran. Selain itu penggunaan media lingkungan membutuhkan kreatifitas dan inisiatif guru, adanya kerja sama antara siswa, orang tua, serta lembaga-lembaga masyarakat. Demikian juga penggunaan metoda yang akan dilakukan harus sesuai dengan tujuan dan kompetensi peserta didik. Untuk itu diperlukan metode yang tepat supaya lingkungan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Beberapa Metoda pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran:
Karyawisata
Karyawisata dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa ke luar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah. Contoh aplikasi karyawisata yang dapat dilakukan adalah:
1.      Mempelajari proses social, berpartisipasi dalam masyarakat, menikmati keindahan alam, dan sebagainya;
2.      Mempelajari masalah social, keluarga, hubungan antar kelompok, dan sebagainya;
3.      kegiatan wisata yang berguna bagi lapangan akademik, kesenian, sejarah dan lain-lain.
Dalam karyawisata tentunya perlu persiapan yang matang demi menghindari resiko yang terjadi. Kemudian setelah pelaksanaan harus diadakan tindak lanjut (follow up). Kegiatan tidak lanjut dilakukan di sekolah bisa berupa diskusi, pemaparan hasil, laporan karyawisata, maupun penilaian hasil kunjungan.
Manfaat karyawisata:

-          memberikan pengalaman langsung;
-          mendorong belajar dengan pengamatan sendiri;
-          memberikan pemahaman terhadap lingkungan sekitar;
-          integrasi pelajaran di kelas dengan realita di masyarakat;
-          memberikan motivasi untuk penelitian dan pemuan baru;
-          memupuk rasa cinta terhadap alam sekitarnya.
Survei Masyarakat
Survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan atau status fenomena dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan (Van Dalen). Metode survey memerlukan kontak atau hubungan dengan objek belajar untuk membandingkan dengan standar tertentu. Metode survey memungkinkan melakukan komunikasi antara siswa dengan orang sebagai sumber. Dengan demikian maka teknik yang dapat digunakan adalah wawancara (interview) dan observasi.
Manfaat:
-          memperoleh sendiri perihal kehidupan masyarakat;
-          dapat melihat langsung proses yang terjadi dalam masyarakat;
-          menyelidiki hubungan kemanusian, kecakapan social dan sebagainya;
-          menambah kematangan dan pengalaman
Nara Sumber
Metode dilakukan dengan cara mengundang manusia sebagai sumber (personal resourch) untuk menjelaskan mengenai keahliannya kepada siswa. Dengan istilah lain nara sumber adalah orang yang telah berpengalaman  pada bidang tertentu dan berbagi dengan siswa. Misalnya mendatangkan dokter, mendatangkan Badan Anti Narkoba, kepolisian, petugas KB, pengusaha sukses, pakar obat-obatan, dan lain-lain.
Mnafaat:
-          Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dari ahlinya;
-          Memperkaya dan memperjelas pengertian;
-          Menyadarkan dan membangkitkan minat;
-          Mengembangkan kepekaan terhadap hal tertentu;
Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat
Teknik ini dilakukan apabila lembaga pendidikan melakukan suatu program yang dilaksanakan oleh guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan, pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam masyarakat. Teknik ini akan sangat bermanfaat baik bagi para siswa, maupun masyarakat. Bagi siswa merupakan penerapan kecakapan berkaitan dengan belajarnya, bagi masyarakat merasa terbantu karena ikut kegiatan yang diprogramkan oleh masyarakat tersebut. Misal siswa membantu melayani posyandu, kebersihan lingkungan, gotong royong, perbaikan fisik maupun non fisik.
Berkemah
Berkemah termasuk kegiatan sekolah. Program ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat. Berkemah akan mengembangkan pemahaman terhadap benda-benda, peristiwa-peristiwa, lingkungan social, dan lingkungan alam yang kongkrit. Waktu berkemah bias dilaksanakan selama 1 hari, 2 hari atau lebih.
Melalui program berkemah siswa dilatih untuk memiliki kemandirian, kreatifitas, kedisiplinan, kekuatan jasmani dan rohani, keberanian, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam berkemah dilakukan dalam rangka belajar dengan kondisi yang menyenangkan dan memberikan motivasi.
Praktek Lapangan
Praktek lapangan/kerjalapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan khusus. Misalnya saja siswa SMK praktek pada perusahaan atau bengkel, praktek mengajar, praktek pembukuan atau praktek lainnya untuk melatih kemahiran dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan keahlian yang dipelajarinya.
Praktek lapangan akan terasa oleh para siswa karena memiliki 4 fase dalam tahapan belajar yaitu:
  1. Individu memperoleh pengalaman langsung dan kongkrit;
  2. mengembangkan observasinya dan merefleksikannya;
  3. memberntuk generalisasi dan abstraksi.
  4. dijadikan sebagai pengalaman untuk menghadapi penglaman atau masalah baru.
Referensi:
Fatah Syukur, Drs., MAg,. Teknologi Pendidikan, Rasail Media Group, Semarang, 2008;
Nana Sujana, DR., Ahmad Rivai, Drs., Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2007;
Arief S. Sadiman, M.Sc., DR. dkk, Media Pendidikan, Raja Grapindo Persada, Jakarta,
Ratna Wilis Dahar, DR., Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta, 1989.
Nur Indriyanto, DR., dan Bambang Supomo, M.Si., Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1999.
H.D. Sudjana, Prof., Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Falah Production, Bandung, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar